Mendisiplinkan anak adalah kewajiban setiap orang tua. Banyak cara yang dilakukan untuk membuat anak disiplin, salah satunya adalah dengan memberikan hukuman saat ia melakukan kesalahan. Hukuman yang saat ini masih banyak dilakukan para orangtua dan bisa berdampak negatif pada anak adalah memukul.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pada para orangtua untuk tidak memukul dengan alasan apapun. Hal ini karena cara tersebut tidak efektif dan bisa mengubah perilaku anak menjadi agresif dan sulit diatur.
Hasil penelitian tim dari Tulane University, Amerika Serikat, membuktikan hukuman dengan memukul pada hampir 2.500 anak-anak berusia 3 tahun yang terlibat dalam studi, membuat sikap mereka lebih agresif pada usia 5 tahun. Penelitian sebelumnya yang dilakukan tim dari Duke University juga menunjukkan hukuman fisik yang dilakukan pada anak usia 12 bulan, hasil tes kognitiifnya pada usia 3 tahun lebih rendah dibandingkan yang tidak pernah dipukul.
Hukuman fisik berhubungan dengan gangguan suasana hati (mood), termasuk depresi dan kegelisahan, serta gangguan kepribadian, kecanduan pada alkohol dan narkotika. Mereka memperkirakan masa anak-anak, termasuk tamparan, dorongan, cengkraman dan pukulan. Penelitian menunjukkan, tamparan menyebabkan risiko depresi sebesar 41%, ketergantungan pada alkohol dan narkoba 59%, gangguan jiwa 93% di antara temuan yang lainnya.
Dengan adanya penelitian ini terdapat data akurat tentang efek hukum fisik pada anak-anak. Untuk itu para orang tua harus lebih hati-hati dalam memberikan hukuman. Kata Dr. Jayne Singer, Kepala program klinis anak dan orang tua di Children Hospital Boston.
Hukuman yang paling baik untuk anak menurut AAP, adalah "time-out". Hukuaman ini sebetulnya memusatkan perhatian anak untuk berpikir apa yang telah dilakukannya dan memberikan konsekuensi dari tindakan mereka.
Saat "time-out" anak diharuskan duduk selama sekitar 5 hingga 10 menit di "kursi hukuman" dan ia tidak boleh melakukan apapun. Mungkin terdengan sederhana tetapi efeknya cukup efektif untuk membuat anak mengetahui kesalahannya.
Psikolog dan pendidik anak, Foster W Clain MD dan Jim Fay dalam bukunya Parenting with love and logic : Teaching Childrean Responsibility juga melihat hukuman pantat yang selama ini dianggap sebagai hukuman fisik paling ringan sangat tidak efektif diberikan.
Pukulan pantat memang lebih mudah karena anak kecil diberi rasa sakit sebentar kemudian di lepaskan dari kesalahanya. Foster dan Jim menilai hukuman pukulan pantat atau fisik lainnya tidak mengajarkan anak menjalani hidup dengan konsekuensi atas perbuatannya.
referensi : Nirwana Nusantara