“Penelitian kami menunjukkan, latihan fisik ringan yang dilakukan oleh tikus usia paruh baya akhir bisa melindungi mereka dari menderita panas berlebihan di otak dan kerusakan memori jangka panjang akibat infeksi serius oleh bakteri,” ujar Barrientos peneliti dari departemen psikologi dan ilmu syaraf.
Hasil penelitian ini muncul dalam Journal of Neuroscience edisi 10 Agustus, 2011. “Yang mengejutkan adalah penemuan bahwa aktivitas lari dalam skala ringan mampu membawa manfaat signifikan dibanding mereka yang tidak beraktifitas sama sekali,” ujar Barrientos.
“Penemuan ini penting bagi mereka yang lanjut usia karena mereka lebih berisiko terhadap kerusakan memori akibat pembedahan maupun infeksi bakteri. Risiko kehilangan memori ini terutama mengancam para “baby boomers” yang saat ini berada pada usia pensiun. Dibutuhkan terapi non-invasif untuk mencapai hasil yang maksimal.”
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, berolah raga mampu melindungi manusia dari penurunan fungsi kognitif yang berhubungan dengan usia dan melindungi terhadap dimensia. Para peneliti juga menemukan dimensia seringkali berawal dari infeksi bakteri seperti pneumonia, dan gangguan kekebalan tubuh yang lain.
Dalam penelitian ini para peneliti menemukan bahwa tikus yang terinfeksi oleh bakteri E. coli mengalami gangguan serius pada bagian dari otak yang berfungsi untuk pembelajaran dan memori, bernama hippocampus.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa sel imun dari otak yang bernama microglia, menjadi semakin reaktif seiring bertambahnya usia.
Saat tikus yang lebih tua terinfeksi bakteri, sel-sel imun ini melepaskan molekul bernama cytokines dalam jumlah yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama.
“Dalam penelitian terbaru, kami menemukan, olah raga ringan bisa mencegah microglia menjadi dominan, panas berlebihan di otak dan turunnya faktor pertumbuhan,” ujar Barrientos.
Langkah berikutnya dari penelitian ini adalah meneliti apakah hormon stress juga berperan meningkatkan sensitifitas microglia, dan apakah aktifitas fisik bisa memperlamban pertumbuhan hormon-hormon ini di tikus-tikus yang lebih tua.
Barrientos dalam penelitian ini dibantu oleh beberapa profesor psikologi dari Universitas Colorado Boulder yaitu Steven Maier, Linda Watkins, Serge Campeau, Heidi Day dan Susan Patterson; serta sejumlah asisten peneliti psikologi dari universitas yang sama yaitu Timothy Chapman, Matthew Frank, Nicole Crysdale and Jared Ahrendsen.
Penelitian ini dibiayai oleh National Institute on Aging yang merupakan bagian dari National Institutes of Health.
Source